Budaya atau tradisi biasanya sangat kental
dikalangan masyarakat pedesaan. Ada yang tau tidak tradisi ter ater atau
malemman? Pastinya kalau anak desa pastinya tau nih, baik daerah jawa atau
madura. Kalau daerah madura namanya ter ater atau malemman dan di jawa biasanya
namanya malemman. Di Madura tradisi ini ada pada saat bulan Ramadhan lebih tepatnya
pada malam sepuluh akhir bulan Ramadhan
pada tanggal-tanggal ganjil. Masyarakat biasanya saling mengantarkan makanan
sesama tetangga satu dengan yang lain. Boleh dibilang kalau rumah saya buat
sate maka saya antarkan sate dan begitu pula sebaliknya. Jadi, kita bisa
merasakan masakan tetangga yang bervariasi.
Tradisi
ini sudah ada sejak nenek moyang terdahulu, kalau ditelusuri makna dari ter
ater merupakan makna dari penerapan ajaran islam yaitu sodaqoh. Pada malam
ganjil sepuluh akhir bulan Ramadhan merupakan malam yang dianjurkan untuk
bersedekah karena menyambut malam lailatul qadar. Masyarakat madura biasanya
kurang lengkap kalau tidak ada budaya ter ater. Tradisi ter ater memberikana
dampak bagi masyarakat dari segi ekonomi dan sosial. Terjalinnya silaturahmi
antar tetangga dan mempererat tali persaudaraan.
Jika
dilihat dari aspek ekonomi, tradisi ter ater membatu masyarakat yang kurang
mampu. Masyarakat kalangan menengah kebawah bisa merasakan masakan enak dari
sodaqohnya tetangga yang lebih kaya. Sehingga satu sama lain bisa mencicipi
masing-masing masakan tetangga baik dan merasakan miningkatkan rasa
solidaritas. Tetapi, tradisi ter ater atau malemman sudah mulai pudar. Mulai
pudarnya tradisi ini karena rasa sosial masyarakat kalangan millenial kurang
dibandingkan kalangan sesepuh dulu yang memegang tradisi dan budaya dengan
tekun. Oleh karena itu, kita sebagai kaum muda harus menjaga dan melestarikan
tradisi dan budaya ini untuk meningkatkat rasa persaudaraan, menjalin
silaturahmi sesame saudara dan tetangga dan bisa membatu kaum menengah kebawah.
Semoga bermanfaat!! Amin..
0 komentar:
Posting Komentar